Bijak Mana, Bayar Kuliah Pakai Pinjol atau Berwirausaha?




Kaget juga ketika ada polemik soal mahasiswa bayar UKT (Uang Kuliah Tunggal) memakai jasa pinjol (pinjaman online). Awalnya saya kira memakai pinjol ini karena inisiatif kepepetnya warga masyarakat pada umumnya dalam persoalan keuangan. Namun ternyata tidak demikian, pemakaian jasa pinjol ini atas alternatif pihak perguruan tinggi yang mendapatkan mahasiswanya menunggak membayar UKT.

Dalam pemberitaan yang sempat viral awal tahun 2024 ini, perguruan tinggi yang dimaksud adalah ITB (Institut Teknologi Bandung) yang menjalin kerja sama dengan dengan LKBB (Lembaga Keuangan Bukan Bank) Danacita.  Melansir dari Kompas.com, tidak hanya ITB yang bermitra dengan Danacita, ada 86 perguruan tinggi yang telah bekerja dengan LKBB ini untuk menyelesaikan pembayaran tunggakan UKT mahasiswanya (Kompas.com, 30 Januari 2024).

Berita perguruan tinggi bermitra dengan pinjol ini tentu saja menarik perhatian banyak pihak termasuk Kemendikbudristek melalui  Pelaksana Tugas Direktur Jenderal (Plt Dirjen) Dikristek. Kiranya pihak ITB mencari solusi skema pendanaan yang baik agar mahasiswa tidak terjerat hutang. Pak Azam (Plt Dirjen) Dikristek ini mengingatkan bahwa misi PTN adalah untuk menyediakan pendidikan yang berkualitas dan inklusif, tidak boleh ada anak yang tidak melanjutkan kuliah karena alasan ekonomi (CNN Indonesia, 26 Januari 2024).

Selain dari Kemendikbudristek, Menkeu Ibu Sri Mulyani juga memberi perhatian serius. Beliau sedang mengkaji  Lembaga Pengelolaan Dana Pendidikan (LPDP)bisa mengelola pinjaman pembayaran bagi mahasiswa (student loan). Program student loan ini  sesuai UU Dikti  Tahun 2012. Harapan Wakil Rektor Bidang Keuangan dan Pengembangan ITB, student loan diharapkan dapat memberi pinjaman tanpa bunga untuk membantu   mahasiswa yang kesulitan keuangan dalam membayar kuliah. (Kompas.com, 1 Februari 2024).

Dari reaksi yang muncul di atas, yang namanya meminjam dana adalah ada kewajiban mengembalikan dan tersebut. Pinjaman dana di lembaga keuangan di mana-mana pasti ada bunga pinjaman atau dibuat menggunakan istilah lain yang kesannya humanis misal jasa pinjaman, infak, atau jariyah. Ini artinya ketika mahasiswa selesai masalah pembayaran UKT, ia ganti memikirkan membayar hutang.

Sebagai pendidik dan orang tua, saya yakin kita prihatin jika penyelesaian keuangan pembayaran pendidikan anak dan murid kita mengandalkan hutang. Di tengah masyarakat, sebenarnya warga masyarakat  yang mengalami  kerumitan masalah keuangan dalam membayar biaya pendidikan memiliki banyak cara. Berikut ini cara-cara yang sudah dilakukan warga masyarakat dan semoga menjadi solusi bijak agar tidak terjerat hutang atau pinjol.

1. Berwirausaha. Ide bisnis mandiri bisa dilihat di website ukmindonesia.id. Membangun usaha kerajinan, kuliner, fesyen, pemanfaatan teknologi, dan lainnya serta pelatihan dan membangun jaringan kerja sama disediakan di sana. Ide-ide kreatif hingga model permodalan dijelaskan juga. Tinggal mahasiswa siap atau tidak membangun usahanya. Berwirausaha ini tentunya tidak hanya membantu pembayaran UKT, usahanya bisa jadi embrio ruang bisnis lebih besar dan bisa menjadi sumber mata pencaharian sehingga ia menjadi pengusaha. Pasti bangga menjadi pengusaha di usia muda.

2. Menekuni hobi 
Jika merasa tidak punya passion berwirausaha, menekuni dan mengasah  hobi juga bisa menghasilkan uang. Hobi bernyanyi, hobi bermain musik, hobi menulis, hobi memasak, hobi berkebun dan hobi-hobi lainnya pada kenyataannya bisa menarik cuan. Manjadda wajada, kalau serius pasti mendapatkan hasil yang diharapkan.

3. Berkarya sebanyak-banyaknya

Dari hobi yang ditekuni, bisa menghasilkan karya banyak dan berkualitas.  Hobi bernyanyi akhirnya bisa bikin lagu, hobi main musik akhirnya bisa mengaransemen musik. Hobi berkebun akhirnya punya cara berkebun yang diminati masyarakat. Kita bisa saksikan di sosial media berapa banyak warganet yang menggunggah karyanya dan dijadikan rujukan warganet lainnya sehingga akun mereka mendapatkan monetisasi, unggahannya mendapat bintang dan hadiah, dirinya sendiri menjadi endorser produk dan narasumber kegiatan sesuai bidangnya. Kalau sudah jadi influencer banyak pihak yang bisa memanfaatkan passionnya.

4. Belajar giat agar dapat beasiswa atau orang tua asuh
Cara ini sudah ada sejak dahulu. Pemerintah dan swasta menyediakan beasiswa bagi warga masyarakat yang memiliki kriteria utamanya yang umum adalah pintar dengan bukti nilai dengan aktivitas belajar yang baik. Program orang tua asuh juga umumnya membiayai pendidikan warga masyarakat dengan persyaratan pandai, tidak mampu dan lainnya.

5. Tirakat 
Tirakat itu menahan diri dari hal-hal yang menyenangkan. Kalau biasanya habis sekolah kongkow di kafe tengah kota, kini dibiasakan uang untuk ngafe ditabung. Kalau biasanya suka gonta-ganti busana agar tampak selalu update, kini dimulai beli baju secukupnya. Uang beli baju ditabung untuk bayar UKT. Beli paketan data jika untuk game online sekadar cari hiburan, juga dikurangi kuotanya, uangnya untuk ditabung demi bayar UKT.

Apa lagi ya? Silakan komentar 
O ya, kata George Herbert dalam Jacula Prodentum "Where there's a will, there's a way". Jika ada kemauan pasti ada jalan.

Komentar

Postingan Populer