METODOLOGY TAFSIR AL-QUR'AN*)
1. METODOLOGI TAHLILY
Yaitu mengkaji ayat-auat Al-Qur’an
dari segi dan maknanya dengan cara menarsirkan Al-Qur’an ayat demi ayat, surat demi surat
sesuai urutan dari mushaf utsmani
Pembagian
Tafsir tahlily menjadi 7 macam yaitu :
- Tafsir bilmatsur
- Tafsir bilro’yu
- Tafsir sufi
- Tafsir fiqih
- Tafsir falsafi
- Tafsir ilmi
- Tafsir adaby
3. TAFSIR SUFI
Syarat Tafsir sufi dapat di terima jika.
-
tidak
menolak makna lahir dari ayat al-quran.
-
penafsirannya
di perkuat dari dalil syara’ lain.
kitap-kitap tarsir sufy
1.
Tafsir
Al-Qur’anul Adhim oleh Imam at-Tustury
2.
Haqaiaq
al-hadits oleh al Allamah, al-Sulamy
3.
arains
al-bayan tentang haqaiq Al-Qur’an oleh Imam
al-Syirazy.
4. TAFSIR FIQIH
Tafsir fiqih bermula dari dasar-dasar hukum Islam
yang di ambil dari Al-Qur’an yang umumnya pada awal Tafsir fiqih cenderung pada
penafsiran sesuai madhab mufasir yang bersangkutan.
Contoh kitab Tafsir fiqih
- Ahkamul Qur’an karangan al-Jasshash
- Ahkamul Qur’an karangan Abn al-Arabi
- al-Jami ilakam al-qQur’an karangan Imam al-Qurtubi
5. TAFSIR FALSAFI
Tafsir falsafi perkembangannya sejalan
dengan perkembangan filsafat di agama Islam. Kitab Tafsir yang terkenal
karangan al-Fakhr al-Rozi yaitu Mafatih al-Ghoib.
6. TAFSIR ILMI
Tafsir yang membahas pengetehuan ( ilmu =
universal )
Kitab
Tafsir ilmi antara lain ditulis:
1.
al-Allamahwahid al-din Khan
2.
Dr. Muhammad Ahmad al-Ghamrawi
3.
Dr. Jamal al-din al-Fandi
4.
Abd Rozaq Naufal
7. TAFSIR ADABY
Tafsir abadi mengungkapkan segi balaghoh
dan kemukjizatan Al-Qur’an, menjelaskan makna-makna dan sejarah-sejarah yang
datuju oleh Al-Qur’an mmengungkapkan hukum-hukum alam yang agung dan tatanan
kemasyarakatan yang di kandungnya. Mampu memecahkan problematika umat Islam
khususnya dan umat manusia pada umumnya dengan mengedepankan petunjuk-petunjuk Al-Qur’an
memadukan antara Al-Qur’an dan teori-teori yang benar. Menegaskan kepada manusi
bahwa Al-Qur’an adalah kitab Allah yang abadi mampu mengikuti perkembangan
waktu & manusia, mampu menolak kesamaran.
Contoh
kitab Tafsir abadi antara lain :
- Tafsir al-Manar, karya Imam Syeh m. al-Abdu & Rashid Rlidho
- Tafsir Al-Qur’an, karangan Ahmad al-marawi
- Tafsir Al-Qur’anul karim, karangan Mahmud Syaltut
- Tafsir al-wadlih, karya Mr. Mahmud Hijazi
2. METODOLOGI TAFSIR IJMALY
Tafsir ijmaly yaitu penarsiran Al-Qur’an
dengan secara singkat dab global tanpa uraian panjang lebar.
Di antara kitab-kitab dengan metode ijmaly
yaitu :
1. Tafsir al-Jalalayn karya
Jalal al-din al-suyuthi & Jalal al- din al-Mahalli.
2.
Tafsir Al-Qur’an al-Adhim karya ustadz
Muhammad Farid Wajdi.
3.
shafwah al-bayan lima’any Al-Qur’an karya syaikh husanain Muhammad makhlut.
4.
Tafsir Al-Qur’an karya Ibn Abbas yang di
himpun oleh al-Fayruz Abady.
5. al-Tafsir al-wasith produk
lembaga pengkajian universitas al-azhar, Mesir karya suatu committe ulama’
6.
al-Tafsir al-Muyassar karya Syaikh Abd al-Jalil Isa
2.
Tafsir Al-Qur’an al-Adhim
7. al-Tafsir
al-mukhtashar produk majlis tinggi
urusan ummat Islam karya suatu commite ulama’.
3. METODE TAFSIR MUQARAN
Metode Tafsir muqaran yaitu metode yang
ditempuh oleh seorang mufassir dengan cara mengambil sejumlah ayat Al-Qur’an,
kemudian mengemukakan penafsiran para ulama’ Tafsir terhadap ayat-ayat itu,
baik mereka termasuk ulama’ salaf atau ulama’ hadis yang metode dan
kecenderungannya mereka berbeda-beda, baik penafsiran mereka berdasarkan
riwayat yang bersumber dari Rosullulloh SAW, para sahabat atau tabi’in ( Tafsir
bi al-matsur ) atau berdasarkan rasio ( ijtihat, Tafsir bi al-ra’yi ) dan
mengungkapkan pendapat mereka serta membandingkan segi-segi dan
kecenderungan-kecenderungan masing-masing yang berbeda dalam penafsirah Al-Qur’an.
Kemudian menjeleskan siapa diantara mereka yang penafsirannya di pengaruhi oleh
perbedaan madzab, siapa di antara mereka yang penafsirannya ditujukan unstuck
melegitimasikan satu golongan tertentu atau mendukung alian tertentu dalam Islam.
4. METODE TAFSIR
MAWDLU’Y
Metode Tafsir mawdlu’y ( tematik ) yaitu
metode yang di tempuh oleh seprang mufassir dengan cara menghimpun seluruh
ayat-ayat Al-Qur’an yang berbicara tenteng satu masalah tema ( mawadlu’ ) serta
mengarah kepada satu pengertian dan satu tujuan, sekalipun ayat-ayat itu ( cara
) turunnya berbeda, tersebar berbagai surat dalam al-qur’am & berbeda pula
waktu & tempat turunnya. Kemudian ia menentukan urutan ayat-ayat itu sesuai
dengan masa turunnya, mengemukakan sebab turunnya sepanjang hal itu di
mungkinkan ( jika ayat-ayat itu turun karena sebab-sebab tertentu ).
Menguraikannya dengan sempurna, menjelaskan mmmakna dan tujuannya, mengkaji
terhadap seluruh segi dan apa yang dapat di isthibatkan darinya, segi I’robnya,
unsure-unsur balaghohnya, segi-segi I’jaznya ( kemu’jizatannya ) dll. Sehingga
satu tema itu dapat di pecahkan secara tuntas berdasarkan seluruh ayat Al-Qur’an
itu & oleh karenanya tidak di perlukan ayat-ayat lain.
*) catatan ini ada beberapa yang perlu diedit,mohon dibaca kembali buku
Metodology Tafsir oleh Hasan Al Aridly
Komentar
Posting Komentar