Haid Membatalkan Puasa, Apakah Perlu Anak Laki-Laki Perhatian dengan Urusan Ini?

 


(Inspirasi mendidik anak selama Ramadan bagian 4)

Pada dasarnya mengajarkan anak sendiri perihal aktivitas hidup yang selalu berkaitan dengan ibadah kepada Allah SWT itu lebih banyak kesempatannya. Aktivitas apa saja  bisa menjadi media pembelajaran, terutama pengetahuan agama sekaligus mengamalkannya. 

Orang tua bersama anak-anaknya sejak mereka dalam kandungan hingga usia remaja. Saat dewasa mereka biasanya sudah mandiri, memiliki kehidupannya sendiri. Rumah adalah sekolah pertama dalam mengembangkan dan mengamalkan pengetahuan agama. Kalau anak  dimodali agar nyaman kehidupan dunianya, tentu orang tua semakin berupaya serius menyamankan kehidupan akhirat anak-anaknya.

Salah satu dari sekian urusan agama yang tampaknya menjadi urusan pihak tertentu saja, adalah urusan haid. Ini masih dianggap urusan perempuan baligh. 

Urusan haid berkaitan dengan hal yang membatalkan puasa, selain larangan salat, sebagian rangakaian ibadah haji dan umrah, berdiam di masjid, serta membaca dan membawa Al-Qur'an. Bagi orang tua yang memiliki anak laki-laki, ada baiknya dikenalkan pula urusan haid ini.

Dalam tafsir Ibnu Katsir ( nyuplik copas dari ibnukatsironline) disebutkan 

''Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita. (An-Nisa: 34)''

Tafsirnya "dengan kata lain, lelaki itu adalah pengurus wanita, yakni pemimpinnya, kepalanya, yang menguasai, dan yang mendidiknya jika menyimpang."

Nah, dalam perannya sebagai pendidik,  laki-laki seharusnya paham urusan haid yang biasa dialami perempuan. Mereka bisa saja di posisi sebagai saudara bagi saudara perempuannya, jadi suami bagi istrinya kelak, dan jadi ayah bagi anak-anaknya.

Orang tua mengajarkan kepada para bujangnya Ilmu pengetahuan seputar haid. Misalnya perihal mencatat tanggal, jam datangnya haid dan bersih/ sucinya.  Kontekstualisasinya, anak laki-laki dilibatkan dalam tanggung jawab memperhatikan urusan haid ibunya. Ibunya jugalah yang mengajarkan urusan haid ini.

 "Umi diingatkan ya jika lupa nulis awal haid, Dik/ Kak!"  Ini salah satu pelajaran yang tanpa perlu dihafalkan layaknya mau melaksanakan ujian atau ulangan harian.

"Umi sudah nulis tanggal berhenti haidnya?" Anak laki-laki yang sudah biasa dilibatkan urusan haid tidak segan mengingatkan ibunya. Ini akan menjadi pelajaran kelak sebagai bekal ia mendidik keluarganya.

Dari urusan haid ini, anak laki-laki dididik untuk menghormati kepentingan perempuan, bertanggung jawab terhadap agama perempuan. Tentu saja bertanggung jawab kepada perempuan yang berada dalam tanggung jawabnya (ibunya, saudara perempuannya, dan istrinya).



Urusan haid ini bagian dari tugas ibunya, sedangkan ayahnya mengajarkan konsekuensi hukum agama perihal mimpi basah.


Komentar

Postingan Populer