Dunia Sosial Media juga Dunia Nyata, Cerdaslah dalam Berinteraksi di dalamnya




1. Di Sosial Media ini Bersahabat atau Berbisnis atau Keduanya?

Sosial Media itu paham saya adalah media yang digunakan untuk melakukan aktivitas sosial,  tak harus perihal kemanusiaan atau kepekaan sosial,  tapi adalah media untuk mengembangkan kehidupan sosial kita lebih dinamis dan peka jaman. Jadi, cucoklah kalau ada menu tagged, share, like dan comments pada status atau story yang telah disiapkan. Maka, say hello, berbagi kabar suka dan duka kepada kawan lama, kawan jauh kawan baru adalah isian status dan story selain posting foto atau berita-berita yang diminati.

Saya sepakat bahwa sosial media itu menambah budget anggaran belanja kita, beli pulsa untuk menghidupi internet adalah kepastian. Pantas, wajar kalau ada statement " agar pengeluaran pulsa paketan data itu ada gunanya ada baiknya digunakan untuk berbisnis,  cukup masuk akal, two thumbs up untuk statement ini. Lagi pula tak ada larangan untuk hal ini walaupun jelas dalam menu aplikasi sosial media tak ada "bargain/ tawar" sebagai ganti comments/ komentar.  Tak ada menu "expensive / mahal atau cheap/ murah" sebagai pengganti "like". Maka saya memaknai memang sosial media untuk menyambungkan urusan sosial bukan urusan bisnis. Tak masalah,  lagi pula tak melanggar UU IT atau kode etik persosialmediaan. Tapi, sosial media menjadi kurang menarik bahkan tak menarik,  ketika usai "add" akun baru tak pernah bertegur sapa dengan mencet "like" pada status atau foto kawan barunya, justru sibuk dengan dagangannya. Saya pikir,  sayang juga , nambah kawan tapi tak bertegur sapa, nambah kenalan tapi masih belum merasa kenal, nambah sahabat tapi masih minim rasa kekerabatan. Internet itu menyajikan apa saja, kalau ingin tak muspro pulsanya, ambil kesempatan ini sekaligus : mendapatkan banyak sahabat melalui sosial media dan mendapatkan keuntungan uang dengan buka akun bisnis misalnya bukalapak ( saya bukan endoser ya, sebut merk sekadar contoh.). Bagaimana,  masuk akal atau tidak?

Saya juga jualan di sosial media , saya juga tak ingin mengabaikan sahabat yang saya 'add' saya abaikan dengan kesibukan saya mengurusi dagangan saya. Kalau saya tak bisa komentar pada status atau fotonya,  saya berusaha untuk like- like dulu, karena 24 jam sehari tak semuanya digunakan untuk bersosial media .


Saya menulis begini karena saya suka bbersahabat dengan banyak orang  bukan karena  berbisnis tapi, karena sahabat sosial  teramat berarti bagi saya lebih dari sekedar mengumpulkan jumlah teman "sahabat seribu kurang, musuh 1 kebanyakan "
_____________


2. Cerdas dalam berkomunikasi di sosial media

Memang saya akui, bahwa saya belum pernah membaca etika berbahasa tulis di sosial media atau pesan elektronik lainnya.

Namun, saya menilai dan membuat pemahaman sendiri bahwa menulis kata di sosial media dan apapun  sejenis tulisan elektronik tetap ada etika yang mengesankan memeliki etika baik dalam berkomunikasi.

Dalam konteks ini saya menilai bahwa tidak patut kiranya memakai gaya tulisan ala sms kepada semua orang pada situasi tertentu.

Kadangkala, saya mendapatkan sms begini:
Askum, yang mestinya assalamualaikum
Makaci, yang mestinya terimakasih
X, yang mestinya -nya.
Dan lain lain tulisan model sms yang sekarang dibawa dalam komunikasi WA.

Penggunaan yang demikian ini tentunya ndak sebaik jika menulis dengan kata aslinya, kesannya pun bahwa kita tahu situasi  dan paham kepada siapa kita berkomunikasi, 
lagi pula , hampir semua Hp saat ini smartphone, klik dua huruf,sudah muncul pilihan kata yang kita mau.

Saya yakin, saat ini memahami pribadi orang lain juga bisa dilihat dari gaya tulisannya saat berkomunikasi elektronik.

______

3. sosial Media untuk Curahan Hati
Galau itu bawaan hidup, sebagaimana hal-hal yg memunculkan stres, depresi, trauma dan lain-lain. Artinya, bahwa tidak ada orang yang tidak punya masalah dalam hidupnya, alias bebas cobaan hidup. 
Ketika cobaan mendera yang dipikirkan adalah mencari solusi menyelesaikan masalah/cobaan tersebut , bukan merenungi nasib yang ssedang tidak menyenangkan hati, dengan mencari solusi dan melaksanakan solusi tersebut , berarti kita sudah mengantongi ilmu baru, ilmu menyelesaikan masalah. 
Sharing/ curhat kepada orang yang tepat selain mengurangi beban pikiran, juga bisa memperoleh pendapat, sumbangan pemikiran dan nasehat. Sebaliknya curhat/ sharing yang tidak tepat seperti menulis status di media sosial, akan mengabarkan kpd tteman- teman sosmed kita bahwa kita sedang dalam masalah, kita mungkin lega bisa menuliskan rasa kecewa, marah, sebal , namun apakah hal itu menjamin masalah kita selesai, yang pasti kita akan diketahui banyak orang di komunitas sosmed kita bahwa kita sedang bermasalah dengan  seseorang, nyamankah situasi seperti ini?

Tips ini, jika kita ingin tetap produktif saat cobaan mendera, sehingga banyak pekerjaan terbengkelai, maka menyelesaikan tugas rumah tangga, sibuk dengan  hobby kita akan membuat hidup kita tetap berarti, senyampang pikiran kita stabil untuk melanjutkan tugas yang terbengkalai tersebut dan mencari solusi dari  masalah yg kita hadapi.
Untuk Ibu rumah tangga, jangan hanya menangis atau melamun alihkan kegalauan kita untuk  bersih-bersih rumah, cooking, gardening karena itu rekreasi juga ,ketimbang pergi ke tempat wisata yang juga memerlukan modal, kalau ada modal okelah, bagi yang dananya untuk bayar ini itu, menyibukkan diri di ranah domestik itu sesuatu banget, banget leganya, meski pikiran suntuk rumah jadi bersih kalau lingkungan bersih, pikiran kita jadi  jernih untuk mencari solusi.

Komentar

Postingan Populer