"Mata Nenek" Lekatnya Budaya Patriarkhi





Oleh Astatik Bestari
jareku-manfaat.blogspot.com- Meski sudah sampai di jaman milenia, saya masih juga memiliki aktivitas "dondom-dondom" dengan menggunakan perangkat yg lengkap : benang, jarum, dan mata nenek.

Mata nenek saya menyebutnya atau apalah yang biasa lazim disebut ,yang penting ada "nenek" adalah alat bantu memasukkan benang ke lubang jarum yang ukurannya sangat kecil. Mengapa disebut "mata nenek" karena mungkin "nenek " memiliki sifat mata rabun. Saya mengenal alat bantu ini sejak tahun 2008 ketika lembaga yang saya kelola menyelenggarakan program keaksaraan fungsional ( KF) salah satu model pemblajaran di pendidikan nonformal yang mana pesertanya hampir usianya di atas 45 tahun kala itu.

Saya rekomendasikan meski belum rabun atau belum jadi nenek,  memakai 'mata nenek' lebih efektif dan tidak bikin jorok. Kalau tidak memakai alat bantu ini, biasanya benang dijilat pakai lidah agar mudah dimasukkan dalam jarum baru kemudian bisa dipakai. Bayangkan, kalau baru saja bangun tidur  kira-kira benang bau apa tidak kena air liur bangun tidur?

O ya, dari istilah " mata nenek" ini nampak sekali kalau orang Indonesia lekat sekali budaya patriarki di antaranya adalah lekat stereotypes bahwa tugas domestik  "dondom-dondom" adalah tugas perempuan an sich. Kagak ada alat "mata kakek" . Yo wes, di-jar-kan ae, yg penting para perempuan jaman milenia sudah bisa ke mana-mana dan di mana-mana, tidak saja di ranah domestik tapi juga ranah publik, tinggal seberpa besar perjuangan perempuan bisa bermanfaat untuk kehidupan di ranah domestik maupun publik.



Komentar

Postingan Populer